Nama : Dinda Anugrah Mutiara
NPM : 22213547
Kelas : 4EB25
Istilah triple bottom line pertama kali
diperkenalkan oleh John Elkington (1998) dalam bukunya yang berjudul Cannibals
With Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century Business. Elkington
menganjurkan agar dunia usaha perlu mengukur sukses (atau kinerja) tak hanya
dengan kinerja keuangan (berapa besar deviden atau bottom line yang
dihasilkan), namun juga dengan pengaruh terhadap perekonomian secara luas,
lingkungan dan masyarakat di mana mereka beroperasi. Disebut triple sebab
konsep ini memasukkan tiga ukuran kinerja sekaligus:Economic, Environmental,
Social (EES) atau istilah umumnya 3P: “Profit-Planet-People”.
Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan
kepedulian perusahaan yang didasari tiga prinsip yang dikenal dengan triple
bottom lines oleh Eklington (Amalia, 2007: 11):
1.
Profit
Profit merupakan unsur terpenting dan menjadi tujuan
utama dari setiap kegiatan usaha. Perusahaan tetap harus berorientasi untuk
mencari keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan
berkembang. Aktivitas yang dapat ditempuh untuk mendongkrak profit antara lain
dengan meningkatkan produktivitas dan melakukan efisiensi biaya, sehingga perusahaan
mempunyai keunggulan kompetitif yang dapat memberikan nilai tambah semaksimal
mungkin.
2.
People
Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap
kesejahteraan manusia. Menyadari bahwa masyarakat sekitar perusahaan merupakan
salah satu stakeholder penting bagi perusahaan, karena dukungan masyarakat
sekitar sangat diperlukan bagi keberadaan, kelangsungan hidup, dan perkembangan
perusahaan. Maka sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat
lingkungan, perusahaan perlu berkomitmen untuk berupaya memberikan manfaat
sebesar-besarnya kepada masyarakat. Misalnya, pemberian beasiswa bagi pelajar
sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, serta penguatan
kapasitas ekonomi lokal.
3.
Planet
Hubungan perusahaan dengan lingkungan adalah hubungan
sebab akibat, dimana jika perusahaan merawat lingkungan maka lingkungan akan
memberikan manfaat kepada perusahaan. Sudah kewajiban perusahaan untuk peduli
terhadap lingkungan hidup dan berkelanjutan keragaman hayati. Misalnya,
penghijauan lingkungan hidup, perbaikan pemukiman, serta pengembangan
pariwisata (ekoturisme).
Dalam gagasan tersebut, perusahaan tidak lagi
diharapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu
aspek ekonomi yang direfleksikan dalam kondisi financial-nya saja, namun juga
harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya. Perusahaan tidak lagi
dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak hanya pada single bottle lines
yaitu, nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi
keuangannya (financial) saja, tetapi tanggung jawab perusahaan harus berpijak
pada triple bottom lines, yaitu berupa: finansial, sosial dan lingkungan.
Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh dan
berkembang secara berkelanjutan (sustainable development). Keberlanjutan
perusahaan akan terjamin apabila korporasi juga turut memperhatikan demensi
sosial dan lingkungan hidup. Konsep CSR tampaknya dapat memberikan suatu
perubahan yang baru dalam dunia bisnis, namun tidak sedikit pendapat yang meragukannya.
Banyak orang berpendapat bahwa sebuah perusahaan yang kini telah meninggalkan
konsep one line reporting dan mulai menggunakan tripple line reposrting harus
diwaspadai dengan ketat karena CSR pada saat itu merupakan suatu trend yang
mungkin saja diikuti perusahaan hanya untuk meningkatkan daya saingnya. CSR
dipandang hanyalah dalih perusahaan untuk menunjukkan citra baik ke publik
sehingga beberapa tindakan kotor dalam perusahaan dapat tertutupi oleh kegiatan
CSR. Namun, terlepas dari upaya pencitraan melalui CSR, perusahaan memang
seharusnya tetap giat menyelenggarakan kegiatan CSR sebagai langkah pastinya
dalam bertanggungjawab atas keuntungan yang ia dapatkan dari lingkungan
sosialnya. Pelaksanaan CSR yang baik dan tulus dari perusahaan akan tentunya
dapat menciptakan suatu perkembangan yang terus-menerus bagi perusahaan dan
tentunya tidak merugikan pihak sosial di sekitar perusahaan tersebut.
Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social
Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh
perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggungjawab
mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. CSR
atau TJSL sebagai suatu konsep, berkembang pesat sejak 1980 an hingga 1990 an
sebagai reaksi dan suara keprihatinan dari organisasi-organisasi masyarakat
sipil dan jaringan tingkat global untuk meningkatkan perilaku etis, fairness
dan responsibilitas korporasi yang tidak hanya terbatas pada korporasi, tetapi
juga pada para stakeholder dan komunitas atau masyarakat sekitar wilayah kerja
dan operasinya.
- Triple Bottom
Line dalam Praktek
Meskipun Anda mungkin atau mungkin tidak
mempertimbangkan Triple Bottom Line yang tepat untuk bisnis Anda, masuk akal
untuk mengenali cara di mana tempat kerja berubah, dan mempertimbangkan apakah
Anda perlu menyesuaikan pendekatan Anda untuk bisnis untuk mencerminkan ini.
Jika Anda memutuskan untuk menjelajahi konsep lebih lanjut, mulai dengan
meneliti apa yang perusahaan lain lakukan untuk membuat perubahan positif dalam
cara mereka melakukan bisnis. Melihat langkah-langkah mereka telah diambil akan
menghemat waktu Anda brainstorming tentang cara-cara untuk meningkatkan bisnis
Anda sendiri. Beberapa contoh dari industri yang berbeda termasuk: Sebuah
deliverable internasional dan perusahaan kemasan telah mengambil
langkah-langkah drastis untuk mengurangi jejak ekologi, dan saat ini memiliki
sekitar 30% dari toko dengan menggunakan energi terbarukan. Sebuah bisnis es
krim telah menetapkan tujuan untuk mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 10%
selama beberapa tahun mendatang. Hal ini juga telah mulai menyelidiki cara yang
lebih ramah lingkungan untuk paket es krim, dan berencana untuk mengurangi
limbah oleh setidaknya 1.000 ton. Sebuah perusahaan hanya membeli biji kopi
dari petani yang menanam kopi dengan cara yang ramah lingkungan, dan dibutuhkan
sakit untuk memastikan bahwa semua pekerja yang diperlakukan dengan adil, dan
menerima upah keterampilan hidup bagi mereka. Sebuah perusahaan komputer
berfokus banyak upaya masyarakat ke arah program pelatihan dan pendidikan. Ini
membantu anak-anak yang kurang mampu dengan memberikan mereka akses ke
teknologi, dan memiliki tujuan untuk mendaur ulang 60% limbah tahunan. Dengan
mengambil waktu untuk mulai menggunakan pendekatan triple bottom line, Anda
mungkin akan terkejut betapa positif reaksi akan berasal dari kolega Anda dan
pelanggan Anda.
-Kapan Menggunakan Triple Bottom Line
The Triple Bottom Line pada dasarnya adalah sebuah
sistem pelaporan. Dari dirinya sendiri, tidak benar-benar meningkatkan dampak
perusahaan pada orang atau lingkungan, lebih dari tindakan memproduksi satu set
akun manajemen akan mempengaruhi laba. Namun, dapat digunakan untuk mendorong
perbaikan dalam cara organisasi dampak masyarakat dan lingkungan dengan
membantu manajer fokus pada apa yang harus mereka lakukan untuk memperbaiki
semua garis bawah, dan menjaga pekerjaan ini tinggi pada agenda mereka. Dalam
kasus ini, Triple Bottom Line digunakan sebagai jenis Balanced Scorecard .
Seperti semua sistem pengukuran, meskipun, biaya monitoring dan menghitung tiga
garis bawah dapat cukup besar. Dan Anda hanya bisa membenarkan biaya ini jika
Anda dapat melakukan beberapa kebaikan yang lebih besar sebagai akibat dari
memiliki angka. Apa lagi, Anda tentu tidak harus memiliki laporan Bottom Line
Triple tempat untuk memperlakukan orang dengan baik, atau teliti tentang
pengaruh Anda pada lingkungan. Dalam banyak kasus, uang yang dapat dihabiskan
pada pemantauan Triple Bottom Line yang lebih baik dapat digunakan pada
orang-atau planet-ramah inisiatif.
Tip:
Hal ini juga perlu dipertimbangkan dalam konteks
pemantauan dan mengelola kemajuan organisasi menuju pencapaian yang Faktor
Kritis Sukses .
Poin Penting :
The Triple Bottom Line adalah cara mengukur dampak
organisasi pada masyarakat dan lingkungan serta keuangannya. Beberapa
perusahaan menemukan bahwa menggunakan itu untuk memantau lebih dari sekedar
garis keuangan membantu mereka memperbaiki cara bahwa mereka memperlakukan
orang-orang baik di dalam dan di luar organisasi, dan mengurangi dampak negatif
terhadap lingkungan.
Sumber:
No comments:
Post a Comment